Saturday, May 5, 2012

Kehamilan dan Sensitif terhadap Bau


Tersiksa oleh Bau Masakan


Selain gastritis dan heartburn , tanda kehamilan lain yang juga aku alami adalah semakin sensi terhadap bau-bauan tertentu. Seharusnya ini tidak akan terlalu mengganggu kalo aja sensitifitas yang meningkat bukan terhadap BAU MASAKAN .

Suer, sensitif terhadap bau masakan itu menyiksa banget lo, Moms ... Secara masak memasak adalah akitivitas rutin yang emang biasa aku lakukan sendiri di rumah sebelum hamil.

Aku mulai merasakannya ketika usia kehamilanku memasuki 8 minggu. Awalnya hanya perasaan tidak nyaman setiap kali mengupas bawang, terutama bawang putih. Kemudian meningkat di saat aku mulai menumis atau menggoreng sesuatu yang berbumbu. Aku harus menutup hidung pakai tangan atau pakai sapu tangan. Karena ribet, akhirnya terpaksa pakai masker. Lama-lama, aku harus betul-betul menghentikan acara masak memasak  karena hidung bener-bener nggak bisa mentolerir lagi bau masakan.

Karena sebelum hamil aku memang tidak mempekerjakan asisten rumah tangga, akhirnya untuk memenuhi asupan makanan homemade yang sehat dan bergizi, mama datang dari Malang untuk membantuku. Syukurlah akhirnya mama datang, karena sesudahnya, sensitivitasku terhadap bau masakan semakin menjadi-jadi.

Setiap pagi saat mama mulai menyiapkan sarapan, ‘penderitaanku’ dimulai. Terbangun oleh bau masakan yang masuk lewat celah-celah pintu, kemudian diikuti perasaan tidak nyaman, eneg dan akhirnya mual. Meskipun jendela sudah dibuka, mual itu tidak serta merta hilang. Belakangan aku harus ‘mengungsi’ ke teras depan untuk menghindari sumber bau. Ga cukup sekedar mengungsi, aku masih harus bawa kain untuk menutup hidung. Tak jarang aku tertidur di teras karena masih mengantuk. Sarapanpun akhirnya dilakukan di teras. Dan karena sudah kadung mual mencium bau masakan, selera makan pun lenyap tak bersisa. Terpaksa menelan makanan dengan bantuan air putih . Dan yang paling repot kalau sedang bepergian. Mual bisa tiba-tiba muncul hanya karena lewat depan food court / resto / warung.

Pertanyaannya, kenapa ya ibu hamil bisa jadi sangat sensitif terhadap bau tertentu, padahal  sebelumnya bisa diterima dengan baik?

Ternyata, penyebabnya adalah hormon estrogen. Estrogen seringkali dihubungkan dengan peningkatan daya penciuman seorang wanita, bahkan yang tidak sedang hamil sekalipun.Saat hamil, level hormon estrogen wanita akan meningkat tajam. Estrogen dibutuhkan untuk membantu meningkatkan aliran darah, menjamin bayi dalam rahim yang sedang tumbuh memperoleh cukup nutrisi. Selain membantu mempertebal dinding rahim untuk mempersiapkan implantasi, estrogen juga memainkan peran yang penting dalam meningkatkan ukuran rahim secara keseluruhan.

Seperti yang dilansir Kompas , sebuah studi oleh Philadelphia's Monell Chemical Senses Center di AS mengatakan bahwa wanita di usia subur memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap aroma dibandingkan pria. Pada  grup wanita yang level estrogennya lebih rendah dibanding wanita subur (seperti perempuan di bawah usia pubertas dan wanita di atas usia menopause) ternyata memiliki sensitivitas daya penciuman yang sama dengan pria.

Saat level estrogen wanita naik-turun, begitu pun sensitivitas daya penciumannya. Ketajaman penciuman wanita naik-turun selama siklus menstruasi dan masa ovulasinya, sama seperti saat kehamilan. Sayangnya, para ilmuwan belum yakin bagaimana mekanisme kerja estrogen terhadap sensitivitas penciuman wanita hamil. Apakah estrogen mengubah sensitivitas itu di bagian otak yang mengatur penciuman atau perubahannya terjadi di hidung.

Beberapa peneliti percaya bahwa sensitivitas terhadap penciuman dan perasa itulah yang mengakibatkan morning sickness pada wanita hamil, yang berakibat pada penolakan terhadap makanan yang mengandung zat kimiawi dan racun yang bisa berbahaya bagi janinnya. Hal ini yang membuat wanita hamil sangat sensitif terhadap bau-bauan dan rasa rokok, alkohol, sayuran pahit, dan minuman berkafein. Beberapa data menunjukkan, perempuan yang mengalami mual memiliki risiko keguguran yang rendah, menguatkan teori bahwa hidung sensitif menjaga keamanan bayi.

Jadi, sensitif pada bau adalah hal yang sering terjadi pada wanita hamil, meskipun tingkatannya berbeda-beda. Syukurlah aku hanya bermasalah dengan bau masakan. Betapa tersiksanya kalo masih harus ditambah sensi terhadap bau badan sendiri, bau badan suami, fragrance yang biasa dipakai, dll ....


0 komentar:

Post a Comment