Wednesday, April 25, 2012

Gastritis dan Heartburn Selama Kehamilan


KUTAHAN PERIH INI DEMI JOSH

Beberapa minggu setelah dinyatakan hamil, aku masih bisa menikmati kehamilanku dengan santai. Nyaris tidak pernah kurasakan yang namanya mual – muntah di pagi hari (morning sickness) seperti yang umum dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil muda. Aku masih bisa menikmati kegiatan makan dan beraktifitas normal seperti sebelum hamil.

Sungguh tidak pernah kubayangkan kalau sesudahnya, kehamilan ini menjadi semakin berat kujalani.

Periiihhh ... banget ..

Gastritis (atau yang sering disebut sakit maag) kronis memang sudah lama kuderita sejak masih duduk di bangku kuliah. Maklum, sebagai anak kos dengan aktifitas kuliah dan organisasi yang segudang, pola dan jadwal makanku memang tergolong kacau.

Gastritis adalah proses peradangan dari dinding lambung akibat produksi asam lambung yang berlebih. Dapat disebabkan oleh gaya hidup (pola makan, merokok, alkohol), stres fisik (luka bakar, trauma, pembedahan, dll), stres psikis yang berat, obat-obat tertentu dan refluks usus-lambung. Gastritis ditandai dengan gejala-gejala :
  •  Dispepsia : nyeri perut bagian atas atau rasa tidak nyaman yang seringkali berhubungan dengan intake atau asupan makanan.
  • Flatulensi (kembung) : peregangan lambung atau usus yang disebabkan gas disertai rasa penuh di perut. 
  • Vomiting (muntah)
Gejala yang paling sering aku alami adalah rasa perih dan nyeri di lambung, serta kembung yang jika gastritis sedang parah-parahnya, perut tampak seperti sedang hamil 3 bulan saking kembungnya.

Setelah bekerja lalu menikah, gastritis yang aku derita semakin terasa mengganggu. Tekanan pekerjaan, stres dan kelelahan membuat gastritisku semakin sering kumat. Bahkan satu tahun terakhir ini, aku tidak bisa lagi makan makanan yang bisa memicu meningkatnya produksi asam lambung, seperti :
·         Bahan makanan yang rasanya kecut dan asam. Termasuk di dalamnya adalah buah-buahan seperti jeruk, mangga, jambu, dll ; makanan seperti arsik, tom yam, dll  
·         Makanan pedas.
·         Bahan makanan yang menyebabkan kembung seperti mie, kol, ubi, dll
·         Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, minuman bersoda, dll

Gastritisku semakin menjadi-jadi di usia kehamilan memasuki 8 minggu. Rasa perih lambung yang menyayat-nyayat menghampiriku hampir setiap jam, pagi, siang terutama malam hari. Aku harus terus nyemil untuk mengurangi rasa perih dan mual karena asam lambung yang naik hingga ke kerongkongan juga rasa terbakar di dada, biasa disebut heartburn.

Heartburn

Sebenarnya heartburn adalah salah satu keluhan yang sering terjadi selama kehamilan. Ada sensasi rasa panas seperti terbakar atau rasa tidak nyaman yang dirasakan di balik tulang dada atau tenggorokan, atau keduanya.

Heartburn  terjadi karena regurgitasi  asam lambung yang mencapai tenggorokan atau mulut, disebut juga refluks esofagitis. Ketika asam lambung mencapai tenggorokan, akan menimbulkan rasa panas atau terbakar yang sangat tidak nyaman. Sedangkan ketika asam lambung mencapai mulut, menimbulkan rasa asam atau pahit di mulut yang dapat memicu rasa mual.

Penyebab heartburn pada kehamilan adalah :
  1. Hormon progesteron yang memang sedang diproduksi banyak-banyaknya di rahim untuk menjaga kehamilan dan mencegah terjadinya kontraksi uterus sebelum waktunya, menyebabkan otot-otot lambung menjadi rileks sehingga pengosongan lambung menjadi lebih lambat dari biasanya. Seharusnya, setelah makanan dicerna di lambung, otot-otot lambung akan segera mendorong makanan menuju usus halus untuk diabsorpsi (diserap). Selain mempengaruhi otot-otot lambung, progesteron juga menyebabkan sphincter esofagus yang bertugas menjaga agar asam lambung tidak berbalik ke atas, menjadi ikut rileks.
  2. Rahim yang semakin membesar dapat menekan perut dan mendorong asam lambung keluar ke atas.


Syukurlah heartburn tidak memperngaruhi kehamilan dan tidak berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius. Sayangnya, ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh heartburn sangat mengganggu dan menguras energi, seperti yang aku rasakan.

Mengatasi Heartburn

Tatalaksana heartburn pada kehamilan bertujuan untuk mengurangi gejala dengan mempertimbangkan faktor keamanan bagi sang janin. Modifikasi gaya hidup dan diet sangat dianjurkan.
Ini  yang aku lakukan untuk mengatasi heartburn yang mendera :
  1.  Makan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Untuk menghindari regurgitasi asam lambung dan perih di lambung, perut tidak boleh dalam keadaan kosong. So, setiap 2 jam (termasuk malam dan dini hari), aku harus makan sesuatu yang porsinya kecil tapi cukup padat, seperti brownies, roti-rotian, pisang (otomatis tidak akan bisa makan banyak, karena sesungguhnya perut masih terasa penuh dan kenyang).
  2. Nyemil. Jika asam lambung mencapai dada, rasa terbakar aku usir dengan minum dan makan sesuatu. Begitu juga kalau asam lambung sudah mencapai mulut, aku memilih makan coklat yang akan mencair di mulut, sehingga bisa mengusir rasa pahit, asam atau eneg. Aku menghindari makan permen karena menurutku kurang efektif dan kurang sehat.
  3.  Modifikasi diet. Menghindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung seperti yang sudah aku sebutkan di atas. Aku menghindari makanan yang terlalu berbumbu, pedas, terlalu berlemak dan goreng-gorengan.
  4. Tidak langsung berbaring segera setelah makan. Lebih baik melakukan aktifitas ringan yang dapat membantu makanan dalam perut ‘agak turun’.
  5. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki. Selama beberapa waktu, aku terpaksa tidur sambil separuh duduk untuk mencegah asam lambung naik ke tenggorokan. Kepala disangga dengan setumpuk bantal dan punggung bersandar seperti posisi separuh duduk. Meskipun setelah beberapa jam aku akhirnya tidur telentang karena pinggang udah keburu pegal.
  6. Memakai pakaian yang longgar sehingga tidak memberi tekanan pada perut.
  7. Obat-obatan

Kutahan Perih Ini Demi Sang Bayi

Obat-obat penatalaksanaan gastritis dan heartburn terdiri dari 3 jenis yaitu :
1.    Antasida
Obat ini bekerja menetralisir asam lambung. Contohnya adalah obat-obat maag yang banyak diiklankan di TV, seperti Mylanta, Promag Promag, dst.
2.    Penghambat sekresi asam lambung golongan Antagonis Histamin H2
Obat ini bekerja dengan cara menghambat Histamin H2 menempati reseptornya di sel parietal lambung, tempat diproduksinya asam lambung. Contohnya adalah Cimetidine, Ranitidine, Famotidine
3.    Penghambat sekresi asam lambung golongan Proton Pump Inhibitor
Obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas pompa proton di sel parietal lambung. Contohnya adalah Omeprazole, Lansoprazole, Rabeprazole, Pantoprazole dan Esomeprazole.

Ketiga jenis obat itu diurutkan berdasarkan tingkat efektivitas dan kebaruannya.

Jaman kuliah, gastritis yang kualami hanya aku obati dengan mengkonsumsi obat antasida. Setelah bekerja dan gastritis semakin sering kumat, antasida saja sudah tidak cukup lagi untuk mengatasi perih lambung yang kuderita. Aku mulai menggunakan obat golongan antagonis H2, mulai dari Ranitidine dan kemudian Famotidine. Ketika gastritis semakin menjadi-jadi, bahkan Famotidine pun sudah tidak mempan lagi mengatasi sakit yang kuderita. Beberapa kali terpaksa mengunjungi Internist (Dokter Spesialis Penyakit Dalam), berturut-turut aku mendapat resep obat golongan pompa proton : Omeprazole, Lansoprazole, bahkan sampai Rabeprazole.

Karenanya, ketika hamil dan gastritis menderaku sedemikian rupa merupakan sebuah ujian untuk kehamilanku. Bagaimana tidak, ketika aku memeriksakan diri ke dokter Obgyn dan menyampaikan keluhanku, dokter hanya meresepkanku obat antasida. Bisa Moms bayangkan, bagaimana aku yang sudah terbiasa menggunakan obat golongan pompa proton, minimal Omeprazole untuk mengatasi gastritisku, tiba-tiba hanya boleh menggunakan antasida, obat yang sudah lama aku tinggalkan karena sudah tidak mempan lagi mengatasi perih lambung yang kurasakan.

Setelah minum antasida, rasa perih di lambung hanya berkurang selama 1 jam. Setelah efek antasidanya hilang, perih lambung itu kembali menderaku. Begitu setiap hari, pagi-siang-malam perih lambung itu bagai mengiris-iris lambungku. Aku hanya bisa menangis tak berdaya. Aku juga menjadi sering tidak masuk kantor.

Akhirnya karena tidak tahan, aku mendatangi dokter Obgyn yang lain untuk mencari second opinion. Kembali aku hanya menerima resep obat antasida. Penasaran, akhirnya aku googling lagi untuk mencari tahu tingkat keamanan obat-obat gastritis itu.

Ternyata demi keselamatan janin yang tengah dikandung, tatalaksana gastritis dan heartburn pada ibu hamil dimulai dengan modifikasi gaya hidup. Antasida adalah pilihan kedua, jika modifikasi gaya hidup tidak terlalu berhasil. Antasida dianggap obat yang paling aman untuk mengatasi gastritis dan heartburn pada ibu hamil karena hanya bersifat lokal. Obat pilihan ketiganya adalah Ranitidine. Sedangkan Omeprazole tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat berpengaruh pada bayi yang tengah dikandung. Sedangkan Lansoprazole adalah obat pilihan terakhir.

Meskipun sudah mendapat jawaban dari searching internet, karena perih lambung terus menerus menderaku, akhirnya kudatangi dokter Obgyn ketiga, berharap bisa mendapatkan obat lain selain antasida untuk mengurangi rasa perih ini. Tapi kembali aku menelan kecewa karena dokter lagi-lagi hanya meresepkan antasida. Datang ke dokter keempat, kembali resep antasida yang kudapatkan. Dokter beralasan, aku belum melewati trimester pertama, sehingga ia belum berani meresepkan Ranitidine. Hingga puncaknya adalah ketika aku mendatangi dokter Obgyn kelima. Kusampaikan keluhan perih lambungku, berharap ia berempati padaku. Tapi yang kudapatkan justru jawaban ketus setengah mengusir  “Kalau Ibu minta obat lain, silahkan cari dokter yang lain saja”.

Aku menyerah. Mungkin ini yang disebut perjuangan menjadi seorang ibu. Akan kutahan perih lambung ini semampuku tanpa mengeluh lagi, demi keselamatan dan kesehatan janin yang tengah kukandung. Tidak mudah memang, tapi mungkin ini ujian pertamaku untuk membuktikan cintaku pada bayiku.

Bermodalkan modifikasi gaya hidup dan sesekali minum antasida jika perihnya sudah tak tertahankan lagi, akhir aku bisa melewati fase-fase heartburn ini. Memasuki trimester kedua, aku bisa menjalani kehamilanku dengan lebih sehat dan ceria. Hanya sesekali gastritisku kumat. Sedangkan heartburn nyaris tidak pernah kurasakan lagi.

Memasuki trimester ketiga, gastritis kembali menjadi ujian yang harus aku hadapi. Perih lambung kembali kuderita terutama di malam hari. Nyaris tidak pernah tidur malam dengan nyenyak dan lama, karena tiap 2 jam aku harus bangun untuk makan sesuatu. Aku bertahan hanya mengandalkan modifikasi gaya hidup dan diet, serta sesekali menggunakan antasida untuk mengatasi gastritis yang kumat. Meskipun oleh dokter akhirnya aku diperbolehkan minum Ranitidine, tidak sebiji pun obat itu aku minum hingga tanggal kelahiran tiba.

Karena kurang tidur, paginya aku harus berjuang untuk mempersiapkan diri berangkat ke kantor. Di kantor, aku berada dalam kondisi fisik yang sangat lelah. Kurang tidur, gerak yang terbatas karena perut yang semakin membesar, nafas yang tersengal-sengal, belum lagi deadline pekerjaan kantor yang harus segera kuselesaikan sebelum aku cuti hamil. Karena kuatir melihat kondisiku, suami menyarankan agar aku segera cuti saja. Tapi aku menolak dan memilih mengambil cuti sesaat sebelum due date, supaya dapat lebih lama merawat bayiku. Puji Tuhan, akhirnya aku dapat melewati semua itu, dan mengambil cuti 2 hari sebelum tanggal berlangsungnya operasi sesar.

Kini, Josh telah berusia 9 bulan. Kelahirannya membawa keajaiban yang tidak pernah kuduga-duga. Gastritisku SEMBUH...  It’s a miracle ... thanks God ..

Selama 9 bulan ini, baru satu kali aku minum obat antasida karena gastritis yang kumat. Itupun karena aku minum kopi. Selebihnya, gastritis yang biasanya kumat karena faktor kelelahan akan sembuh sendiri hanya dengan berbaring leyeh-leyeh di tempat tidur selama 1 jam. Ajaib bukan? Sekarang aku bahkan bebas makan dan minum apa saja tanpa kuatir gastritis akan kumat. Tom Yam, arsik, jeruk, makanan yang pedas, mie, kol, kopi,minuman bersoda ... siapa takut ... ^0^

1 komentar:

  1. sama persis ama penyakitku. selama hamil aku udah sering bgt masuk ugd. disuntik. hiks. semoga ga apa2. ini td pagi br masuk ugd lg

    ReplyDelete